Rabu, 09 Juni 2010

Yang menjadi sterssor dan depressor memang adlah keadaan external di luar diri kita.Tetapi,yang menjadi sumber solusi tetaplah kita sendiri.Biar pun seseorang sudah berkonsultasi kemana – mana, sudah mencari penawar kemana – mana, namun kalau tidak dibarengi denagn keinginn untuk menangani stress atau depresi dari dalam diri, hasilnya dipastikan tidak optimal.
Menurut agama,semua orang didunia ini akan mendapatkan musibah.Musibah ini bisa dalam bentuk tekanan batin,termasuk stres.Musibah batin adalah berbagai kejadian yang tidak kita inginkan terjadi.kalau dikembalikan ke agama,meskipun musibah itu merupakan sesuatu yang negative,namun kegunaanya tidak selalu negative.
Ajaran agama menjelaskan,musibah itu bisa kita gunakan untuk melatih kesabaran. Kesabaran sendiri adalh kemampuan seseorang untuk bertahan,untuk memperjuangkan, dan untuk menghindari diri dari hal-hal yang berpotensi negative.Kualtas kesabaran seseorang tidak bisa di ukur dari pengetahuan tentang kesabaran saat menghadapi musibah.
Musibah juga berguna untuk melatih kematang.salah satu bentuk kematangan seseorang adalah ketika tidak langsung menjadi “over” (gelap mata,lupa daratan)saat mendapatkan nikmat atau tidak menjadi “minder” (merasa telah kehilangan segalanya,merasa telah hancur hidupnya,mersa lebih baik mati saja) yang berkepanjangan kehilangan nikmat.
Orang yang matang itu adalh orang relative “stedt” (tenang)atas pertimbangan akal sehat saat menerima nikmat atau kehilangan nikmat itu.Darimana kematangan itu di bangun?jawabanya tentu bukan dari mata kuliah atau dari buku pelajaran,kematangan itu adalah kualitas krakter yang dibentuk melalui serangkaian pengalaman hidup yang dijiwai.Seseorang pebinis yang matang adalah mereka-meraka yang sudah merasakan asam-garamnya bisnis.
Musibah juga berguna untuk menyeleksi/menentukan kualitas mnusia atau untuk menunjukan siapa diri kita yang sebenarnya.Dalam prakteknya, ada orang yang tetep melangkah maju dengar tegar meskipun musibah menimpanya.Ada lagi yang memilih jalan di tempat atau mandek setelah menimpa musibah.Ada lagi yang memilih untuk mundur atau merusak dirinya setelah tertimpa musibah.Apapun yang dipilih oleh masing-masing orang itu sebetulnya itulah dirinya.musibah disini berperan seperti ujian semester yang akan digunakan untuk mengisi rapot kita.
Dengan kata lain,secara permukaan,baik stressor atau depressor memang menjadi demotivator, tetapi ini sifatnya tidak mutlak kenapa?karena kita tetap punya pilihan untuk menjadikannya motivator.hidup ini memang soal pilihan.kita diberi kebebasan untuk memilih.satu-satunya yang tidak bebas kita pilih adalh konsekuensi atau akibat dari pilihan kita itu


“Perubahan berawal dari keputusan.Meski anda tidak bisa menciptakan perubahan dalam satu malam.tetpi keputusan untuk berubah bisa anda mulai dari malam ini.”








“Seringkali yang membuat seseorang hancur bukanlah musibah,tetapi pilihannya untuk bangkit setelah musibah itu pergi”


Posting ini buat temen-temenku yang lagi ada masalah,semoga bisa membantu dan bangkit dari masalahnya.untuk seseorang …………….?jangan kao berubah………………!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar